AKTUALISASI PERAN IBU HAMIL MENGENAI VAKSIN COVID 19 SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLEROK

Abstract

Departemen kesehatan melaporkan individu yang telah didiagnosis dengan COVID-19 (kasus) ke CDC, termasuk kasus di antara wanita hamil. Departemen kesehatan juga dapat menyerahkan data kasus COVID-19 pada ibu hamil dan bayi hingga usia 6 bulan ke CDC melalui kegiatan surveilans yang ada. penelitian untuk menentukan seroprevalensi SARS-CoV-2 di antara ibu hamil, yaitu perkiraan persentase ibu hamil yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Menggunakan data dari catatan kesehatan elektronik, penelitian ini juga meneliti asosiasi antara infeksi SARS-CoV-2 dan hasil kehamilan yang merugikan. Peneliti akan menentukan sejauh mana Infeksi SARS-CoV-2 berdampak pada wanita hamil di komunitas. Wanita hamil dengan infeksi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang parah atau kritis berada pada peningkatan risiko kelahiran prematur dan keguguran. Dalam penelitian terhadap wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, yang melibatkan antara 24 dan 27 wanita yang terinfeksi, risiko kelahiran prematur (baik iatrogenik maupun spontan) berkisar antara 10% hingga 25%, dengan tingkat setinggi 60% di antara wanita. dengan penyakit kritis. Risiko utama kehamilan tampaknya berasal dari penyakit ibu. Selain itu, wanita hamil mungkin berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh COVID-19 dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Dalam analisis data surveilans nasional yang mencakup status kehamilan 409462 wanita dengan gejala penyakit COVID-19 hingga 3 Oktober 2020, rasio risiko yang disesuaikan pada wanita hamil (vs mereka yang seusia dan tidak hamil) adalah 3,0 untuk masuk unit perawatan intensif , 2,9 untuk ventilasi mekanis, dan 1,7 untuk kematian.2 Oleh karena itu, mencegah infeksi COVID-19 yang kritis penting bagi ibu dan janin.