FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA BARAT KOTA PALOPO TAHUN 2019
DOI:
https://doi.org/10.30643/info%20kesehatan.v10i1.126Keywords:
ASI, Asupan Protein, BBLR, StuntingAbstract
ABSTRAK
Stunting merupakan kondisi kronis terganggunya pertumbuhan dengan pemberian asupan protein yang kurang, ASI yang tidak diberikan secara eksklusif dan adanya BBLR. Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2018 cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada batita umur 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Wara Barat Kota Palopo Tahun 2019. Metode penelitian observasional dengan pendekatan case control dan dilaksanakan pada bulan Juni 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu 90 batita di wilayah kerja Puskesmas Wara Barat Kota Palopo Tahun 2019, yang terdiri dari 45 kasus dan 45 kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Pengumpulan data melalui kuesioner dan food recall 2 x 24 jam. Data diolah menggunakan program SPSS versi 20 dan Nutrisurvey 2005 dan dianalisis dengan uji odds ratio (OR) serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian dengan analisis bivariat didapatkan faktor risiko penelitian menunjukan bahwa asupan protein dengan kejadian stunting (OR = 9,750), riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting (OR = 3,368), dan BBLR dengan kejadian stunting (OR = 4,333). Kesimpulan dari penelitian ini adalah asupan protein, riwayat ASI eksklusif, dan BBLR merupakan faktor risiko stunting di wilayah kerja Puskesmas Wara Barat Kota Palopo tahun 2019.